RSS

Category Archives: Komputer Dan Masyarakat

Perkembangan IT Di Masa Depan

Paparan saya tentang perkembangan it di masa depan tertuju kepada suatu perkembangan Teknologi ‘Augmented Reality’.  secara garis besar pengertian Augmented Reality merupakan penggabungan benda-benda yang ada di dunia maya (virtual) ke dalam dunia nyata dalam bentuk dua dimensi maupun tiga dimensi yang dapat disentuh, maupun dilihat, dan juga dapat didengar.

Dalam Wikipedia disebutkan mengenai defenisi augmented reality (AR) dalam bahasa Indonesia adalah realitas tertambah, teknologi yang menggabungkan benda maya dua dimensi dan ataupun tiga dimensi ke dalam sebuah lingkungan nyata tiga dimensi lalu memproyeksikan benda-benda maya tersebut dalam, waktu nyata.

Benda-benda maya berfungsi menampilkan informasi yang tidak dapat diterima oleh manusia. Hal ini membuat realitas tertambah berguna  sebagai alat untuk membantu persepsi dan interaksi penggunanya dengan dunia nyata. Informasi yang ditampilkan oleh benda maya membantu pengguna melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam dunia nyata.

Sejarah augmented reality

Sebenarnya sejarah tentang augmented reality sudah dimulai dari tahun 1957-1962, ketika seorang penemu yang bernama Morton Heilig, seorang sinematografer, menciptakan sebuah simulator yang disebutnya Sensorama dengan visual, getaran dan bau.

Pada tahun 1966, Ivan Sutherland menemukan head-mounted display. Tahun 1975, seorang ilmuwan bernama Myron Krueger menemukan Videoplace yang memungkinkan pengguna, dapat berinteraksi dengan objek virtual untuk pertama kalinya.

Tahun 1989, Jaron Lanier, memeperkenalkan Virtual Reality dan menciptakan bisnis komersial pertama kali di dunia maya.

Tahun 1992 mengembangkan augmented reality untuk melakukan perbaikan pada pesawat Boeing, dan pada tahun yang sama, LB Rosenberg mengembangkan salah satu fungsi sistem augmented reality, yang disebut Virtual Fixtures, yang digunakan di Angkatan Udara Amerika Serikat Armstrong Labs dan menunjukan manfaatnya pada manusia, dan pada tahun 1992 juga, Steven Feiner, Blair Maclntyre dan Doree Seligmann memperkenalkan untuk pertama kalinya Major Paper untuk perkembangan Prototype AR.

Pada tahun 1999, Hirokazu Kato seorang kebangsaan Jepang, mengembangkan Augmented Reality Toolkit di HITLab dan didemonstrasikan di SIGGRAPH.

Pada tahun 2000, Bruce.H.Thomas mengembangkan Augmented Reality Quake, sebuah Mobile Game Augmented Reality yang ditunjukan di International Symposium on Wearable Computers.

Pada tahun 2008, Wikitude Augmented Reality Travel Guide, memperkenalkan Android G1Telephone yang berteknologi augmented reality.

Tahun 2009, Saqoosha memperkenalkan FLARToolkit (Flash Augmented Reality Toolkit) yang merupakan perkembangan dari Augmented Reality Toolkit.

FLARToolkit memungkinkan kita memasang teknologi Augmented Reality disebuah website, karena output yang dihasilkan FLARToolkit berbentuk Flash. Sebenernya Saqoosha terinspirasi dari NyARToolkit (sama-sama orang Jepang), tetapi NyARToolkit sudah banyak bahasa yang diambil mulai dari Java, C++, C#.

NyARToolkit juga sebenarnya mengadopsi dari ARToolkitmilik HITLab Washington. Sampai saat ini sudah banyak sekali software-software untuk membantu programmer dalam membuat aplikasi augmented reality.

Masa depan augmented reality

Tidak seperti Virtual Reality yang bertujuan menggantikan persepsi dunia dengan yang buatan, augmented reality memiliki tujuan untuk meningkatkan persepsi seseorang dari dunia sekitarnya.

Menjadi sebagian virtual dan nyata, teknologi antarmuka baru Augmented Reality yang mampu menampilkan informasi yang relevan ini sangat membantu dalam pendidikan, pelatihan, perbaikan atau pemeliharaan, manufaktur, militer, permainan dan hiburan.

Augmented Reality memiliki banyak keuntungan dibandingkan Virtual Reality karena pengguna dapat melihat dan menyentuh benda-benda digital dan dapat berinteraksi dengan elemen-elemen digital. Dengan menggunakan teknologi Augmented Reality berarti akan melahirkan jenis baru interaksi antara manusia dengan komputer.

 
Leave a comment

Posted by on August 11, 2012 in Komputer Dan Masyarakat

 

Blue Books ITC Indoneisa

Cetak Biru atau Blue Print adalah kerangka kerja terperinci (arsitektur) sebagai landasan dalam pembuatan kebijakan yang meliputi penetapan tujuan dan sasaran, penyusunan strategi, pelaksanaan program dan fokus kegiatan serta langkah-langkah atau implementasi yang harus dilaksanakan oleh setiap unit di lingkungan kerja.

CT (Information and Communication Technologies) atau TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) adalah payung besar terminologi yang mencakup seluruh peralatan teknis untuk memproses dan menyampaikan informasi.

TIK mencakup dua aspek yaitu teknologi informasi dan teknologi komunikasi. Teknologi informasi meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Sedangkan teknologi komunikasi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Oleh karena itu, teknologi informasi dan teknologi komunikasi adalah dua buah konsep yang tidak terpisahkan. Jadi Teknologi Informasi dan Komunikasi mengandung pengertian luas yaitu segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, pemindahan informasi antar media.

Istilah TIK muncul setelah adanya perpaduan antara teknologi komputer (baik perangkat keras maupun perangkat lunak) dengan teknologi komunikasi pada pertengahan abad ke-20. Perpaduan kedua teknologi tersebut berkembang pesat melampaui bidang teknologi lainnya. Hingga awal abad ke-21 TIK masih terus mengalami berbagai perubahan dan belum terlihat titik jenuhnya.

Blue Book adalah dokumen tahunan untuk merumuskan perencanaan SDM ICT dalam rangka mendukung pengembangan industri ICT di Indonesia. Dalam blue book itu sendiri terdiri dari empat bagian :

– Estimasi Kebutuhan SDM ICT s/d 2010

– Kapasitas dan Kinerja Saat ini

– Rekomendasi (kurikulum generik dan assessment)

– Usulan Action Plan

Dalam blue book ict indonesia versi 2005 dijelaskan bahwa industri ICT Indonesia membutuhkan SDM sampai sekitar 500,000 orang di tahun 2010 :

*IT Enabling Job: Offshore ICT Job

3.3 juta lapangan kerja ICT offshore s/d 2015

Nilai gaji 136 milyar USD

*IT Enabling Job: Domestic Market

Est. 1 milyar USD tahun 2002

*IT Enabled Job

Per kantor 10 pekerja: 1 admin dan 8 IT operator

 
Leave a comment

Posted by on August 11, 2012 in Komputer Dan Masyarakat

 

Fraud ( Kecurangan ) Dalam Dunia IT

Fraud adalah sebuah istilah dalam bidang IT yang artinya sebuah perbuatan kecurangan yang melanggar hukum (illegal-acts) yang dilakukan secara sengaja da sifatnya dapat merugikan pihak lain. Istilah keseharian adalah kecurangan diberi nama yang berlainan seperti pencurian, penyerobotan, pemerasan, penjiplakan, penggelapan, dan lain – lain.

Praktik ini dapat dilakukan oleh orang – orang dari dalam ataupun dari luar organisasi, untuk mendapatkan keuntungan baik pribadi maupun kelompok dan secara langsung maupun tidak langsung merugikan pihak lain. Kecurangan dapat dilakukan terhadap pelanggan, kreditur, investor, pemasok, banker, penjamin asuransi atau terhadap pemerintah.

Pada prinsipnya suatu fraud mempunyai unsur – unsur sebagai berikut :

–          Adanya perbuatan yang melawan hokum (illegal acts)

–          Dilakukan oleh orang – orang dari dalam atau luar organisasi

–          Untuk mendapatkan keuntungan pribadi atau kelompok

Dampak praktik – praktik tersebut diatas sangat beragam, tetapi secara umum dapat dikatakan bahwa ciri dari pada fraud adalah keuntungan yang tidak wajar dari pelakunya, baik individu, kelompok, atau organisasi / perusahaan, yang tentu saja diimbangi dengan adanya kerugian pihak lain, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Dapat dilihat dari kasus – kasus fraud satu tahun belakang ini, Asia Anti Fraud (AFF ) telah membuat ranting khusus tingkat fraud di industry perbankan indonesia. Hal ini terkai maraknya pembobolan di industrik perbankan belakang ini.

Sebuah fakta yang menyedihkan. pada kondisi integritas yang rendah, control yang lemah, akuntabilitas yang rendah, dan tekanan yang tinggi, peluang seseorang menjadi tidak jujur akan makin membesar.

 

Diagram Diatas Merupakan Penyebab Utama Fraud

Dua Jenis Kejahatan Bank Yaitu :

  • NON CONCEALMENT (TIDAK DISEMBUNYIKAN)

Dilakukan tanpa upaya manipulasi laporan atau catatan  keuangan bank misalnya pengambilan uang tunai, surat – surat berharga, warkat (cek dll) yang dapat disamakan dengan pencopet atau pencuri

  • CONCEALMENT (DISEMBUNYIKAN)

Selalu berupaya menutup tindakan jahatnya dengan memanipulasi laporan atau catatan keuangan bank atau menyembunyikan kejahatannya dengan cara lain.

 Aktivitas Operasional Terkait  Yaitu

1)      Penggunaan user –id dan password oleh petugas yang tidak berhak;

2)      Input transaksi fiktif kedalam system computer bank;

3)      Kejahatan kartu ATM berupa pemalsuan atau penggandaan kartu ATM;

4)      Kejahatan kartu kredit berupa pemalsuan ( counterfeit card fraud ) atau penggandaan kartu kredit;

5)      Kejahatan internet banking;

6)      Kejahatan transfer dana elektronik;

Aktivitas Operasional Lainnya

1)      Sengaja melakukan markup nilai pengadaan sehingga terjadi penggelembungan biaya pengadaan dan supplier yang ditunjuk milik pegawai bagian pengadaan;

2)      Pembeli barang yang sebenarnya tidak ada / fiktif;

3)      Pengadaan barang di bawah kualitas yang ditetapkan namun dengan harga yang lebih malah dengan cara memanipulasi spesifikasi barang dan selisi harganya diambil untuk keuntungan pribadi;

4)      Staff yang mengangani promosi menentukan vendor dengan penetapan yang didasari komisi untuk kepentingan pribadi;

5)      Melalukan promosi melalu media massa secara berlebih dengan tujuan untuk mendapatkan komisi dari kegiatan tersebut;

6)      Melakukan penggelapan pajak pada transaksi pengadaan maupun pajak bunga yang seharusnya disetor ke kas Negara tetapi diambil untuk keperluan pribadi.

Indikator Fraud Funding

Ketidaklengkapan data dan informasi

  • Pemalsuan Dokumen
  • Pemalsuan Tandatangan
  •   Pemalsuan Identitas
  •  Penyalahgunaan Surat Berharga
  •  Pemalsuan Surat Berharga
  •   Pelanggaran Prosedur
  •   Penyalahan Test Key
  •   Pelanggaran Kewenangan
  •   Kolusi Orang Dalam

Indikator Fraud Lending

1)      Pemalsuan Data & Dokumen

  • Identitas
  • Profil Diri
  • Profil Keuangan
  • Data Jaminan
  • Nilai Jaminan
  • Surat Yang Diperlukan
  • Kerjasama “ Orang Dalam”

2)      Pelanggaran Wewenang Memutus Kredit

3)      Side Streaming

4)      Kredit Fiktif

5)      L/C Fiktif

Jenis Pelanggaran

Sebuah fakta yang menyedihkan. Pada kondisi integritas yang rendah, kontrol yang lemah, akuntabilitas yang rendah, dan tekanan yang tinggi, peluang seseorang menjadi tidak jujur akan makin besar. Dan, bank-bank kita saat ini dihadapkan pada dua pilihan sederhana: menciptakan lingkungan dengan potensi fraud yang rendah (low fraud environment) atau menyusul bobolnya bank-bank terdahulu.

Low fraud environment bisa diciptakan dengan adanya dukungan dari budaya kejujuran yang tinggi, keterbukaan, dan program khusus bantuan kepada personel. Untuk menciptakan dukungan tersebut, paling tidak, bank harus mempekerjakan orang-orang yang jujur dan selalu memberikan pelatihan kepada mereka mengenai kesadaran akan fraud, menciptakan lingkungan kerja yang positif, membuat dan melakukan diseminasi atas kode perilaku yang gampang dimengerti, serta membuat program bantuan kepada para personel.

Berdasarkan teori fraud triangle (segitiga kecurangan), tekanan, kesempatan, dan rasionalisasi yang datang secara bersamaan akan memperbesar peluang terjadinya fraud. Tapi, jika salah satu saja dari elemen segitiga tersebut hilang, fraud tidak akan terjadi. Pada sisi bank, menghilangkan kesempatan terjadinya fraud adalah yang paling mungkin ditindaklanjuti. Nah, berikut sumbang saran bagi bank-bank lokal perihal usaha yang bisa dilakukan untuk menghilangkan kesempatan terjadinya fraud di bank Anda.

Pertama, yang sudah sering disebut-sebut, ciptakan kontrol internal yang bagus. Kontrol internal yang bagus, paling tidak, harus mencakup kontrol lingkungan yang bagus, sistem akuntansi yang bagus, dan kontrol prosedur (aktivitas) yang juga bagus. Becermin dari sebuah pernyataan Committee of Sponsoring Organization (COSO): the control environment sets the tone of the organization, and is largely responsible for employees being conscious (and therefore vigilant) about controls.

Kuncinya, kontrol lingkungan harus mencakup integritas; nilai etika dan kompetensi sumber daya manusia (SDM); gaya dan filosofi manajemen; gaya manajemen dalam mengalokasikan wewenang, tanggung jawab, dan pengembangan SDM; serta perhatian dan arahan dewan direksi.

Sementara, sistem akuntansi yang bagus harus memberikan informasi yang benar, lengkap, dan tepat waktu. Kontrol prosedur yang bagus harus mencakup kontrol fisik atas aset-aset, otorisasi yang tepat, segregasi tugas, pengecekan independen, dan dokumentasi yang lengkap.

Perlu dicermati, tidak ada sistem kontrol internal yang kebal terhadap fraud serta efektivitasnya akan sangat bergantung pada kompetensi orang-orang di bank yang harus memastikan pelaksanaan internal kontrol yang tepat dan solid. Sistem kontrol internal hanyalah salah satu elemen program pencegahan fraud yang komprehensif.

Kedua, membangun rintangan bagi terjadinya kolusi. Jika fraud terjadi disertai dengan kolusi, akan lebih sulit untuk bisa mendeteksinya. Dan, karena kolusi biasanya dibangun dalam waktu yang tidak singkat, cara yang jitu adalah merotasi personel (job transfer) secara periodik.

Ketiga, memberikan informasi kepada nasabah mengenai kebijakan bank. Contoh gampangnya adalah perilaku suap untuk memperoleh kucuran dana. Bank bisa membuat surat secara periodik kepada nasabah terkait yang menjelaskan mengenai kebijakan perusahaan yang tidak menerima segala jenis suap atau hadiah. Bank juga bisa memberikan syarat bahwa bank memiliki hak yang bisa digunakan sewaktu-waktu untuk mengaudit laporan keuangan nasabah yang memperoleh pinjaman. Hal ini juga diharapkan akan mengurangi niat nasabah melakukan kecurangan.

Keempat, pengawasan personel. Para pelaku fraud biasanya menggunakan hasil jarahannya untuk mendukung gaya hidup yang mahal. Dengan mengawasi gaya hidup setiap personel dan fasilitas-fasilitas pribadi di sekelilingnya, bank bisa melakukan langkah pencegahan. Sebab, para personel yang berpotensi melakukan fraud seakan-seakan merasakan terus diawasi.

Kelima, buat jalur khusus pelaporan fraud (tips hotline). Secanggih apa pun fraud dilakukan, sering kali fraud bisa ditemukan melalui tips. Ketika seorang personel merasakan bahwa rekan kerjanya atau pihak lain memiliki cara yang sangat mudah untuk melaporkan terjadinya fraud, hal ini akan mengurangi niat melakukan fraud itu sendiri. Takut dilaporkan!

Keenam, menciptakan ekspektasi atas hukuman. Ketakutan akan hukuman jelas akan mengurangi perilaku tidak jujur. Hukuman yang tegas dan konsisten akan membuat para personel berpikir seribu kali sebelum memastikan siap terlibat melakukan fraud. Kalau hanya diberhentikan, terkadang tidak cukup kuat untuk mencegah fraud. Hukuman yang lebih berarti, misalnya, memberi tahu kepada keluarga atau orang-orang terdekat mengenai perilaku tidak jujur yang dilakukan seorang personel.

Ketujuh, proactive fraud auditing. Sering kali, investigasi terhadap fraud dilakukan setelah ada korban, yang artinya bersifat reaktif. Audit yang bersifat pro-aktif diharapkan akan membangun kesadaran para personel bahwa apa yang mereka lakukan setiap saat bisa saja “di-review”. Hal ini akan memberikan para personel rasa takut akan tertangkap jika melakukan fraud, sehingga diharapkan akan mengurangi perilaku kecurangan di bank.

 
Leave a comment

Posted by on August 11, 2012 in Komputer Dan Masyarakat

 

Go Data

Sekilas pembahasan tentang data, Data adalah sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerimanya dan masih memerlukan adanya suatu pengolahan. Data bisa berwujut suatu keadaan, gambar, suara, huruf, angka, matematika, bahasa ataupun simbol-simbol lainnya yang bisa kita gunakan sebagai bahan untuk melihat lingkungan, obyek, kejadian ataupun suatu konsep.

Jenis Data Menurut Cara Memperolehnya

  • Data Primer , adalah secara langsung diambil dari objek / obyek penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi.
  • Data Sekunder, adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian. Peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang dikumpulkan oleh pihak lain dengan berbagai cara atau metode baik secara komersial maupun non komersial.

Macam-Macam Data Berdasarkan Sumber Data 

  • Data Internal Data internal adalah data yang menggambarkan situasi dan kondisi pada suatu organisasi secara internal.
  • Data Eksternal Data eksternal adalah data yang menggambarkan situasi serta kondisi yang ada di luar organisasi.

Dari jenis dan macam – macam data, betapa perlunya data – data ini dapat terlihat dari aspek infrastruktur di indonesia. Saya akui, infrastruktur di dalam negeri masih minim. ini sangat di pengaruhi akan keakuratan data – data. mengapa demikian ?

  • Dapat kita lihat  di daerah – daerah luar jakarta, seperti contoh daerah pedesaan batang kapeh – painan ( sumatra barat ), tahun terakhir info yang saya dapatkan infrastruktur akses jalan untuk masuk ke desa tersebut tidak lebih baik dari tahun – tahun sebelum nya. ini merupakan bukti kurangnya data – data yang tersampaikan kepada pemerintah pusat pada umumnya dan pemerintah daerah pada khususnya. data eksternal sangat dibutuhkan disini, akan bagaimana situasi dan kondisi di lokasi yang mana dapat menyimpulkan apa dan berapa dana yang di perlukan untuk memperbaiki ataupun memperbarui askes jalan di desa tersebut.

—————————————————————————————————————————————————————–

Go Data adalah gerakan kepedulian terhadap data, dimana gerakan ini guna menghimbau dan mengingatkan agar masyarakat selalu terjaga terhadap data-data mereka terutama data pribadi.

Dewasa ini begitu banyak  social network, seperti facebook, twitter dan lainnya, dilihat dari sisi positif merupakan sebagai wadah untuk perluasan koneksi untuk menambah relasi, teman baru ataupun media yang bertujuan untuk mengeratkan tali silaturahmi. namun dampat negatif dari social network sangat lah besar.

Dilihat beberapa tahun belakangan ini terutama facebook tidak sedikit user yang kebobolan akan privasinya, phising spam bisa salah satu faktor nya. namun mencantumkan email pada info pribadi adalah salah satu faktor utama akan kebobolan privasi user.

Kalau memberi persentase, saya akan memberi angka 80 % pembobol email adalah orang terdekat dari user tersebut. mengapa demikian? dilihat dari yahoo mail, karena sebagian besar pada masyarakat umum menggunakan mail tersebut. tinggal menginggat pertanyaan pribadi seperti contoh :

  • Nama ayah :
  • Binatang peliharaan :

Ini merupakan hal yang mudah bagi orang terdekat untuk mengkorek apa kata sandi email user tersebut. kata sandi terbuka, bersiap diri data – data user hilang.

UU IT terkandung isi ” Pemanfaatan Teknologi Informasi dilakukan secara aman untuk mencegah penyalahgunaannya dengan memperhatikan nilai-nilai agama dan sosial budaya masyarakat Indonesia “

Dari kutipan diatas  bagaimana user bisa menyimpan akan data – data privasi agar tidak terjadi kelalaian dalam menjaga keamanan data. Untuk penyimpanan data yang mengutamakan privacy, sebaiknya gunakan online storage yang featurenya personal storage. dapat dilihat dari option dibawah ini :

Semua kembali pada konsekuensi, kelalaian dalam menjaga keamanan data bisa menjadi boomerang terhadap pihat bersangkutan yang dapat manfaatkan segelitir pihak –  pihak bertujuan ingin memanfaatkannya.

 
1 Comment

Posted by on July 28, 2012 in Komputer Dan Masyarakat

 

Anggaran awal 1 trilliun.. apa yang anda lakukan ??

Image

Pembahasan disini adalah perandaian apabila presiden anda diberi tanggung jawab untuk membenahi sistem informasi nasional, dan anggaran tersebut bernominal 1 trilliun. 

The Asia Foundation pernah merilis laporan tentang alokasi berbelanja pendidikan yang masih banyak diselewengkan oleh pemerintah kabupaten atau pemerintah kota indonesia. sebagian besar anggaran pendidikan banyak dialokasikan hanya untuk wajib belajar pendidikan dasar (diknas) sembilan tahun.

Hal yang terlintas ada baik nya pemerintah pusat membentuk dan memberi anggaran untuk suatu bentuk lembaga yang menaungi dan mengawasi akan dana – dana alokasi untuk pendidikan tersebut, dengan membuat sistem berbasis komputer terhubung dengan sebuah jaringan yang berpusat pada ibukota.

Maksud berpusat pada ibukota bermaksud untuk memudahkan akses dan di ditempatkan pada satu pusat sehingga tidak akan terjadi lagi kesimpangsiuran data.

Hal yang kedua membentuk suatu lembaga yang mempunyai sistem informasi untuk perguruan tinggi, ini bertujuan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi pengelolaan sistem informasi di perguruan tinggi. Sebab, sistem informasi perguruan tinggi merupakan jantung penyelenggaraan pendidikan di perguruan tinggi. Sehingga sudah saatnya semua proses otomasi di perguruan tinggi terintegrasi dalam satu sistem aplikasi yang terpusat. dengan menggunakan sistem berbasis web base, sehingga mudah diakses dan tidak membutuhkan perangkat komputer yang canggih.

salah satu fungsinya untuk mendukung proses otomasi kampus dari mulai penerimaan mahasiswa baru, proses akademis, tugas akhir hingga kelulusan. Seluruh proses otomasi kampus di atas akan terintegrasi ke proses keuangan, yang terhubung ke sistem akutansi dan EPSBED (Evaluasi Program Studi Berbasis Evaluasi Diri).

 
2 Comments

Posted by on July 28, 2012 in Komputer Dan Masyarakat

 

Sistem Informasi Nasional

Sistem Informasi Nasional

Sistem informasi adalah kombinasi dari manusia, fasilitas atau alat teknologi, media, prosedur dan pengendalian yang bermaksud menata jaringan komunikasi yang penting, proses atas transaksi – transaksi tertentu dan rutin, membantu manajemen dan pemakai intern dan ekstern dan menyediakan dasar pengambilan keputusan yang tepat. ( John F.Nash , 1995 )

Sedangkan menurut Henry Lucas (1995), sistem informasi adalah suatu kegiatan dari prosedur – prosedur yang di organisasikan , bilamana dieksekusi anak menyediakan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan dan pengendalian di dalam organisasi.

Gambar diatas menunjukkan proses data menjadi informasi

Tujuan Sistem Informasi :

1.   Menyediakan informasi untuk membantu pengambilan keputusan manajemen.

2.   Menyediakan informasi yang layak untuk pemakai pihak luar perusahaan.

Karakter Sistem Informasi : 

1.  Sistem informasi memiliki komponen berupa subsistem yang merupakan element – element yang lebih kecil yang membentuk sistem informasi tersebut misalnya bagian input, proses, output.

2.  Ruang lingkup sistem informasi yaitu ruang lingkup yang di tentukan dari awal pembuatan yang merupakan garis batas lingkup kerja sistem tersebut, sehingga sistem informasi tidak bersinggungan dengan sistem informasi lainnya.

3.  Tujuan sistem informasi adalah hal pokok yang harus ditentukan dan di capai dengan menggunakan sistem infomasi tersebut, sebuah sistem berhasil apabila dapat mencapai tujuan tersebut.

4.  Lingkungan sistem informasi yaitu sesuatu yang berada diluar ruang lingkup sistem informasi yang dapat mempengaruhi sistem informasi, hal ini turut dipertimbangkan pada saat perencanaan sistem informasi.

—————————————————————————————————————————————————————–

Sistem Informasi Nasional

Sistem informasi nasional ( SISFONAS ) adalah suatu inisiatif yang dilakukan dalam rangka mengembangkan infrastruktur sistem informasi pemerintah secara terpadu dan mengintegrasikannya dalam suatu kesatuan yang utuh dalam rangkan mendukung pencapaian Good Governance.

Secara umum definisi sisfonas tidak lepas dari definisi sistem informasi yaitu pengolahan informasi berdasarkan alur kerja / proses bisnis yang sesuai dengan azas efisiensi dan efektivitas dalam rangka pencapaian tujuan organisasi 

Sedangkan sisfonasi memiliki definisi yaitu ” Pengelolaan informasi di seluruh tingkatan pemerintah secara sistematis dalam rangka penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat 

Penggambaran atas kaitan antara definisi sistem informasi, Sisfonas dan e-government dapat disajikan dalam ilustrasi berikut ini :

Di dalam kerangka konseptual pengembangan sistem informasi nasional akan dijelaskan ruang lingkup yang akan dicakup oleh sistem informasi nasional, gambaran atas ruang lingkup ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai cakupan pengembangan Sisfonas beserta batas-batas ruang lingkup dan tanggung jawab Sisfonas agar tidak terjadi tumpang-tindih (overlapping) ruang lingkup pengembangan sistem antara Sisfonas dan pengembangan sistem informasi disetiap instansi maupun lembaga;

Adapun ruang lingkup pengembangan Sistem Informasi Nasional akan mencakup beberapa hal utama yaitu :

1. Kerangka Konseptual dan Cetak Biru

Pengembangan Sisfonas akan didahului dengan pengembangan kerangka konseptual dan cetak biru sistem informasi nasional, kerangka konseptual dan cetak biru sistem informasi ini akan mencakup pengembangan
sistem terintegrasi berskala nasional. Pengembangan cetak biru dalam hal ini akan mencakup pula pengembangan pentahapan solusi dan pilot program sebagai sarana pengujian konsep yang terkandung dalam kerangka konseptual.

2. Suprastruktur

Pengembangan Suprastruktur sebagaimana yang dimaksud disini adalah pengembangan Kepemimpinan, Regulasi dan Sumber Daya Manusia yang mendukung pengembangan Sisfonas. Adapun ruang lingkup yang dicakup oleh Sisfonas terbatas kepada pengembangan kerangka konsep dan panduan mengenai langkah-langkah yang harus diambil oleh pemerintah untuk mewujudkan Suprastruktur, sedangkan pelaksanaan pengembangan Kepemimpinan, Sumber daya manusia, dan Regulasi akan dilakukan oleh Lembaga yang terkait secara langsung.

3. Infrastruktur Sistem Informasi

Pengembangan Sisfonas akan mencakup pengembangan infrastruktur sistem informasi dalam bentuk Jaringan, Infastruktur dan Integrasi aplikasi. Adapun ruang lingkup pelaksanaanya adalah terbatas pada penyediaan
infrastruktur hingga ke titik port yang dapat diakses oleh sebuah instansi maupun lembaga pemerintahan.

4. Integrasi sistem informasi nasional

Untuk mengintegrasikan sistem informasi pemerintahan di tingkat instansi maupun lembaga, hal itu merupakan wewenang dari instansi maupun lembaga yang bersangkutan.

5. Lembaga Pendukung Teknis

Termasuk kedalam ruang lingkup pengembangan Sisfonas adalah pembentukan lembaga-lembaga pendukung teknis operasional Sisfonas yang akan memberikan dukungan teknis dalam bentuk :

  • Keamanan Sistem Informasi
  • Pengendalian Jaringan
  • Penanggulangan Masalah
  • Pemulihan Sistem
  • Pusat data
  • Kendali dan Audit

Prinsip pengembangan sistem informasi yang dikaji dalam Sisfonas terbatas hanya kepada prinsip-prinsip umum yang akan melandasi pengembangan sistem informasi yang disesuaikan dengan kerangka konseptual
dan Cetak Biru Sisfonas di masing-masing instansi maupun lembaga pemerintah lainnya di tingkat pusat maupun daerah.

Adapun prinsip-prinsip umum pengembangan sistem informasi nasional akan mencakup hal-hal sebagai berikut :

  • Pengembangan Sisfonas adalah merupakan suatu pengembangan infrastruktur sistem informasi yang bersifat terintegrasi secara nasional sedangkan pengembangan sistem informasi disetiap instansi maupun lembaga tetap menjadi tanggung jawab dari masing-masing instansi maupun lembaga.
  • Pengembangan infrastruktur Sisfonas akan diarahkan untuk menggunakan seluruh sumberdaya yang tersedia baik yang disediakan oleh instansi pemerintah itu sendiri maupun bekerja sama dengan pihak swasta nasional yang berkompeten untuk menyediakan layanan infrastruktur bagi pengembangan sistem informasi nasional.
  • Setiap lembaga wajib untuk memiliki cetak biru sistem informasi sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing dan mengacu kepada cetak biru sistem informasi nasional sebagai penjabaran dari kerangka konseptual sistem informasi nasional.
  • Pengembangan Sisfonas akan mengoptimalkan setiap sistem informasi yang telah ada (existing) dan tetap akan diperlakukan sebagai suatu sistem yang aktif, sedangkan untuk sistem-sistem yang customized dan sistem-sistem lama akan dikelompokan sebagai legacy system. Seluruh sistem existing tersebut akan diintegrasikan dalam kerangka Sisfonas termasuk yang menyangkut struktur data dan aplikasi serta akan dipergunakan selama sistem bersangkutan tidak mengalami ganguan maupun kadaluarsa (obsolence).
  • Pengembangan sistem informasi yang mendukung penerapan Sisfonas menjadi tanggung jawab dari setiap instansi maupun lembaga pemerintah. Pelaksanaan pembangunan harus diperlakukan sebagai suatu proyek pengembangan sistem informasi yang dipimpin oleh seseorang yang berkompeten dibidangnya serta harus didukung oleh pengembang pelaksana yang memiliki kompetensi dibidangnya, selain itu setiap pelaksanaan pengembangan sistem informasi harus didukung oleh cetak biru pengembangan sistem informasi instansi maupun lembaga serta didukung oleh tersedianya dokumentasi teknis pengembangan sistem informasi secara lengkap.
  • Pengintegrasian seluruh sistem informasi yang berada didalam satu instansi akan menjadi tanggung jawab instansi maupun lembaga yang bersangkutan adapun pengintegrasian sistem informasi antar lembaga akan dikoordinasikan bersama dengan suatu lembaga nasional yang bertanggung jawab untuk mengintegrasikan seluruh sistem informasi pemerintahan yang ada.
  • Bagi sistem informasi pemerintahan yang telah mencakup seluruh wilayah Indonesia maka sistem tersebut akan dimasukan sebagai subsistem dari sistem informasi nasional.
  • Untuk mendukung kelancaran operasional sistem informasi nasional maka akan dibentuk badan-badan teknis yang bersifat mendukung pelaksanaan Sisfonas baik di tingkat pusat maupun daerah.

Konsep Good Governance

Pengertian good governance mencakup aspek kehidupan yang luas, meliputi bidang-bidang sosial politik dan
ekonomi serta berkaitan dengan fungsi-fungsi badan penyelenggaraan negara, baik eksekutif, legislatif maupun yudikatif. Institusi dari governance itu sendiri mencakup tiga unsur yaitu negara, sektor swasta, dan masyarakat, yang saling berinteraksi dan menjalankan fungsinya masing-masing yaitu :

Negara berfungsi menciptakan lingkungan politik dan hukum yang kondusif.

Swasta menciptakan pekerjaan dan pendapatan.

Masyarakat mewadahi interaksi sosial politik, memobilisasi kelompok- kelompok dalam masyarakat untuk berpatisipasi dalam aktivitas ekonomi, sosial dan politik.

prinsip-prinsip yang terkandung dalam upaya mewujudkan good governance adalah :

  • Kepastian hukum
  • Partisipasi
  • Transparansi
  • Daya Tanggap
  • Persamaan Hak
  • Visi strategis
  • Efektif dan Efisien
  • Akuntabilitas
  • Profesionalitas
  • Pengendalian

Dalam permasalahan ini pemerintah memegang peranan yang penting untuk menwujudkan good governance karena pemerintah memiliki fungsi regulasi dan fasilitator baik baik masyarakat maupun dunia swasta.

 
Leave a comment

Posted by on July 27, 2012 in Komputer Dan Masyarakat